Saturday,
03 Oct 2012 pagi yang kurang begitu baik. Bangun dari tidur di salah
satu sudut kamar sebuah hotel kelas lumayan di suatu kota tak begitu
besar yang mungkin akan tumbuh besar beberapa decade kedepan seperti
kota kota penghasil perut bumi lainya di Kalimantan, Malinau. Hampir
seperti biasa begitu mengibaskan selimut dan menuju sudut kamar dengan
sebuah meja sederhana, laptop dan sebuah hardisk eksternal . The trees
and the wild dengan honeymoon on ice menyulap pagi ini menjadi begitu
romantic sambil membuka sebuah folder di salah satu partisi di hardisk
ini, my photograpy. Sudah hampir 40 hari rasanya aku meningalkan hiruk
pikuk Ibukota dan Bandung yang sedikit dingin itu. Dua kota yang
memberikan banyak pengalaman tentang arti sebuah kehidupan dan
mengajarkanku tentang sebuah kebahagiaan.
Beberapa saat yang lalu sudah kubuka handphone ku yang tak belom bisa dikatakan smart itu, sebuah pesan singkat kubuka “good morning boy”, senada dengan itu aku membuka social media yang membuatku semakin merindukan teman temanku di tanah sunda sana ataupun seorang wanita yang 4 tahun lalu bertemu denganku di suatu gerbong kereta expres kahuripan jurusan Bandung – Kediri sepulang dia dari salah satu gunung tersohor di Jawa Barat, Gede Pangrango. Rasanya 40 hari ini aku dan mereka begitu jauh, ketidakberuntungan memakai Blackberry CDMA yang tak pernah dapat sinyal di luar jawa – bali membuat menjadi merasa sangat sepi dan bodoh.
Jeda 2 hari
jadwal penerbangan ke beberapa kecamatan di ujung tanah air tepatnya di ujung
pulau Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, membuatku memang
harus stay beberapa hari di malinau, kota
yang sudah sedikit diceritakan diatas. Dan inilah kesempatan untuk
membuka social media ataupun menghubungi teman teman, keluarga ataupun beberapa
orang special. Tak terasa 2 batang cigarette milik putera sampoerna itu telah
kubakar. Entah menjadi lebih fresh otak ini atau membawanya pening.
Sebuah folder berisi gambar gambar seorang wanita yang kuceritakan diatas semakin membuat romantis pagi ini, gambar yang tak berijin. Aku memang sudah lama menaruh perhatian sama dia mungkin sejak pertemuan kita di kereta ekonomi itu. Sebut saja lola, yang saat itu masih kelas 3 salah satu sekolah ternama di Jogjakarta, stelladucce dan aku semester 2. Memiliki hobi yang sama mugkin yang membuat kami selalu cocok saat ngobrol ataupun jika suatu saat nongkrong di lincak cafĂ©. Taik ini hanya sebuah khayalan, aku tak sekalipun menemuinya lagi, kegiatan yang memang suka traveler membuatku berpikir lebih indah mungkin suatu saat kutemuninya di salah satu puncak gunung ataupun di dasar lautan seperti yang acap kali dia ceritakan setiap membahas lautan negeri ini yang begitu indah bak surga dunia, diving. Ataupun di sebuah gerbong ekonomi lagi ? aku menunggu dewi fortuna atau dewi cinta sekalian jika aku percaya. Sayang aku bukan pemercaya dewa – dewi.
Alunan the tress and the wild – Malino, sedikit sama judul lagu dengan kota yang menjadi akrab dengan ku bulan ini.
menjemukan,
rasa itu
menafsir
mimpi, sehalus sepi
rasa
hati melawannya, rasa hati seandainya
mari
rasuk
bila
kau rindu
aku
kan datang segera
senada
kau
rindukan waktu yg pergi
datanglah
kembali padaku
Jam weker bergambar Manchester United di sudut meja
ini sudah menunjukan pukut 10.30 , ah sudah tidak pagi lagi gunamku. Aku masih
percaya suatu waktu kita akan bertemu lagi nona, bertemu tanpa kita
rencakanakan lagi. “ When you believe,
you will see. Believing is seeing”. Dan sebuah lagu terakir untukmu pagi
ini, Someday I’ll be Saturday night.
Chees Laurencia Lola Karlina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar