Senin, 18 November 2013

XCI goes to Bromo : Mencumbu Debu Bromo

Pagi itu cerah sekali di kota malang, kami sedikit terlambat ketika akan memulai perjalanan ke bromo, jelas saja kami sedikit lelah karena kami tiba di malang terlalu larut malam. Alhasil, rencana untuk mengejar sunrise di bromo terpaksa kami batalkan dan memilih trip ke bromo di pagi hari.
Rombongan mulai menyusuri jalanan kota apel menuju ke bromo, paling depan tentu mobil road captain dan di paling belakang ada sweeper yang bertugas memastikan tidak ada rombongan yang tertingal dari konvoi ini. Satu jam berlalu jalanan masih seperti jalanan kota malang pada umumnya hanya saja medan jalan sudah mulai menyempit serta tak terlalu ramai. 

 
Melewati hutan cemara pananjakan

Tak lama berselang jalanan sudah mulai berbelok curam, mobil xtrail yang kami tumpangi pun tak melaju pelan, menembus hutan cemara sepanjang jalur menuju penanjakan, suasananya cukup mengasikan ditambah ketika frekuensi radio yang kami pakai ternyata dipakai oleh radio local di malang, beruntung dengan baik hati mereka memberikan sebentar frekuensinya kami pakai untuk komunikasi dan xtrail kami tetap melaju dengan kecepatan tinggi.
Di depan kami beberapa jeep sudah terparkir rapi di pertigaan. “ Kita sudah sampai Pananjakan.” Ujar Road Captain. Suhu disini cukup dingin ketika kami keluar dari mobil sesaat setelah beberapa pengemudi jeep menghentikan laju xtrail kami. “ harus pakai mobil 4WD, mobil biasa tiak bisa tembus.” Ujar salah seorang pentolan kelompok tersebut. Cukup lama pengurus melakukan negosiasi dengan pentolan jeep tersebut untuk mendapatkan ijin masuk padang pasir bromo dengan xtrail kami yang notabene didominasi mobil matic. Setelah melalui perdebatan yang alot dengan para pengemudi jeep akirnya rombongan dipersilahkan menyantap jalanan curam nan berkabut pananjaan, tetapi harus disertai pemandu selama di di Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru ini.
 
Menuju lautan pasir bromo
Kami kembali memacu Xtrail kami menuju padang pasir bromo, kali ini jalanan benar benar membuat saya hanya berpegangan ke pintu mobil sabil sesekali mengisap rokok, beberapa kali rombongan harus antre untuk melewati tanjakan ataupun turunan curam sepanjang jalur ini.
 
Cukup menantang bukan ?
Kebangaan terhadap Nissan Xtrail kami begitu terasa ketika di depan mata kami tersaji gunung bromo dan batok yang megitu megah. Tetapi ini belum finish, masih ada beberapa turunan curam agar mobil mobil kami bersentuhan dengan pasir bromo, dan beberapa saat jalanan beton tersebut habis dan kami benar benar di padang pasir gunung bromo.
Untuk membentuk formasi persis di depan gunung bromo dan batok ternyata tidak mudah beberapa mobil rombonan sempat selip ketia melewati jalur lava bromo, bahkan sampai ada yang mencoba berjalan mundur untuk melewati jalur lava tersebut.

melintasi jalur lava bromo

kurang beruntung
 

Kami sedikit beruntung ketika sore itu gerimis menghampiri Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru sehingga pasir menjadi lebih padat dan tidak menimbulkan masalah untuk Nissan Xtrail kami, sampai pada akhirnya 12 mobil dari Xtrail Club Indonesia berbaris rapi tepat didepan Gunung Bromo dan Batok.
 
ganteng ya, mobilnya
Tak cukup sampai disitu, setelahnya kami terus memacu mobil kami mengelilingi sisi utara dan selatan Bromo yang ternyata memiliki perbedaan yang cukup kontras dimana sisi yang satu adalah padang pasir dan sisi lainya berupa padang rumbut dan savana.
 
Afrika ?

Kami sempat beberapa saat mengabadikan keindahan bukit teletubies, dinamaan bukit teletubies mungkin karena bentukan bukit rumput ini memang sangat mrip dengan tempat dimana boneka boneka dalam film teletubies itu bermain.
 
Di Depan Bukit Teletubies
Matahari sudah hampir menggelamkan diri di ufuk barat sana, sayang kala itu kabut sedang tebal-tebalnya sehingga tak sempat kamera saya mengabadikan indahnya ciptaan kuasa tersebut tengelam, dan kami harus segera meninggalkan surga ini sebelum hari gelap.
Ah, road captain udah melaju didepan melewati padang savanna nan mempesona. Kami memilih jalan pulang memalui tumpang berkat petunjuk dari guide, tanpa kami sadari jalur ini ternyata lebih mengerikan dari jalur ketika kami menuju ke bromo, jalananya sempit yang sudh rusak itu terasa semakin berat ketika kabut mulai turun dan hari semain gelap, sampai akhirnya kita sampai dipertigaan yang memisahkan antara Gunung Semeru dan Bromo. Artinya kita sudah dijalur menuju tumpang, beberapa kali saya melihat orang orang membawa carrier berukuran raksasa. Ah, pasti mereka akan ke Gunung Semeru.

Bukan Masalah!!!
Masalah kecil datang ketika perjalanan menuju tumpang, mobil yang saya tumpangi tepat dibaris kedua dari depan ketika kami berpapasan dengan sebuah obil travel mungkin elf, beberapa saat setelah berpapasan ban belakang elf tersebut terperosok keluar aspal, dan rombongan berhenti beberapa saat untuk membantu evakuasi kendaraan tersebut, dan seperti Indonesia pada umumnya ketika kita datang ketempat yang jauh dari domisili kita, masalah seperti ini memang kerap terjadi, haha beberapa kawan dari mobil tersebut menghampiri kami, ya seperti mau memanfaatan kami kala itu, tapi tentu bukan masalah bagi Xtrail Club Indonesia, everything gonna be okay.
Hari pertama di malang kami akhiri dengan makan malam di restoran khas sunda yang cukup terkenal ika kita berkunjung ke bandung atau bogor dan akhirnya terimakasih Tuhan untuk bromo yang begitu indah, terima kasih Xtrail Club Indonesia ( XCI ) dan Nissan, your Xtrail  rock guys.

 Tulisan dan Foto oleh : Muhammad Amin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar