Sabtu, 02 Maret 2013

Cagar Alam Pananjung


Langit masih begitu gelap ketika suara keras dari sopir bus membangunkan kami pagi itu, mata yang masih ingin terlelap pun akhirnya kami paksakan untuk melirik keluar jendela bus tersebut, pool bus Budiman Pangandaran, ini berarti kami sudah sampai di pangandaran. Setelah sebelumnya kami berlima berangkat dari bandung sekitar jam 9 malam, sungguh 7 jam perjalanan yang hanya berlalu dalam mimpi. Tujuan kami petang itu sebenarnya adalah pantai pangandaran, setelah naik angkot selama 5 menit, tibalah kami di terminal pangandaran. sejenak milupakan kicauan orang orang diterminal petang itu, kami menuju ke sebuah minimarket untuk membeli semacam logistic.

Tampak di depan kami sebuah gerbang selamat datang, kami diberi brosur peta wisata pangandaran, setelah melihat brosur dan sedikit berdiskusi akhirnya kami putuskan untuk menuju pantai pasir putih yang berada di taman wisata alam pangandaran atau orang lebih sering menyebutnya cagar alam penanjung, kami berjalan sekitar 5 km untuk menuju pintu gerbang penanjung, tibalah kami di gerbang wisata alam penanjung yang waktu itu masih belum ada penjaganya, artinya kami gratis masuk ke penanjung.
Rusa di Cagar Alam
Sekelompok rusa tampah sedang bermain di tepian pantai, gradasi pantai pasir putih yang pagi itu masih begitu segar dengan ombak ombak kecil yang menghantam gugusan karangnya terasa begitu indah, pagi itu aku sholat subuh sejenak di tepian pantai sementara teman teman mempersiapkan sarapan pagi, ketika beberapa diantara kita mempersiapkan alat snorkeling,
tiba tiba segerombolan monyet datang menghampiri kami bahkan beberapa ekor diantaranya mulai mengambil beberapa logistik kami. Hampir putus asa mengusir monyet kami mulai packing lagi semua logistik yang sudah dikeluarkan, bahkan agus cari aman dengan nyebur ke air. Untung pagi itu seorang datang dan mengajak kami duduk di depan deretan alat snorkeling yang memang dia sewakan kepada pengunjung. Benar saja , tak ada monyet yang mendekat, konon di daerah ini ada 7 kawanan monyet.
Pantai Pananjung
Snorkeling Rent
Pagi itu masih terlalu sepi pengunjung ketika kami menyeburkan diri ke air untuk sedikit menikmati keindahan bawah ait di pantai pasir putih ini, benar saja hanya beberapa meter dari bibir pantai aku bisa merasakan betapa terumbu karang begitu indahnya dan ikan ikan pun menyapa kami, sebenarnya agak ke tengah sana lebih indah lagi, tapi kemampuan bernang kami yang masih absurd membuat kami mengurungkan niat. Kali ini giliran maringga dan rendy yang nyebur, sekitar satu jam merekapun kembali merapat ke bibir pantai dan rendy mendapati lenggan kananya berdarah setelah terbentur karang, disuruhnya kami oleh pak.maman mengambil biji pohon waru laut (Thespesia populnea) yang banyak tumbuh disana untuk di oleskan ke luka tersebut, menurut cerita getah dari buah tersebut dapat mempercepat keringnya luka.
Goa Jepang
Setelah bermain air di pantai pasir putih, kami berkemas dan meneruskan perjalanan untuk menelusuri cagar alam penanjung tersebut, karena menurut cerita ada beberapa gua bersejarah di penanjung ini. That’s right, hanya beberapa menit kami berjalan kami menemukan sebuah gua, gua jepang namanya. Menurut informasi gua jepang di kawasan ini dibuat selama periode perang dunia kedua ( 1941 - 1945 ) dengan menggunakan kerja paksa selama 1 tahun dibawah kekuasaan jepang. gua ini dibentuk dari beton yang tertimbun tanah sebagai benteng pertahanan dan berfungsi sebagai gudang amunisi, di bagian gua ini terdapat parit parit pertahanan untuk pengintaian pendaratan dari laut oleh sekutu.

Peta Wisata Cagar Alam
Matahari hampir tepat di atas kepala kami waktu itu, Masih banyak lagi gua disana, beberapa gua lainya diantaranya seperti Goa Panggung, Goa Parat, Goa Lanang, Goa Sumur Mudal dan juga Goa-goa peninggalan Jepang. Di dekat Cagar Alam Pananjung juga terdapat objek wisata lainnya: Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasirputih, Padang Penggembalaan Cikamal, padangrumput luas, dan cagar alam laut. Namun kami tidak sempat mengunjunginya karena sore ini kami akan mengunjungi Green Canyon. Kaki mulai melangkah meninggalkan pantai pangandaran yang begitu panas siang itu.

Bersambung…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar